Etnofarmasi suku Tengger desa Ngadas kecamatan Poncokusumo kabupaten Malang ~ Go Green Go Etnopharmacy

Laman

Jumat, 09 September 2011

Etnofarmasi suku Tengger desa Ngadas kecamatan Poncokusumo kabupaten Malang

Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan, serta Setiap orang Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit dan diakui serta dirasakan manfaat tumbuhan obat ini dalam menyembuhkan penyakit yang diderita. Hal ini didukung dengan banyaknya Sumber Daya Alam yang tersedia.

Di seluruh wilayah Nusantara, berbagai suku asli yang hidup di dalam sekitar hutan telah memanfaatkan berbagai spesies tumbuhan untuk memelihara kesehatan dan pengobatan berbagai macam penyakit. Pengetahuan lokal dan tradisional telah dimiliki oleh suku-suku di Indonesia untuk pemanfaatan tumbuhan obat, yaitu mulai dari spesies tumbuhan, bagian yang digunakan, cara pengobatan, sampai penyakit yang dapat disembuhkan.

Namun proses pewarisan pengetahuan lokal obat tradisional banyak dilakukan secara oral dan masuknya budaya modern ke masyarakat tradisional dikhawatirkan akan menyebabkan pengetahuan lokal akan mengalami erosi dan hilang. Hal ini mendorong upaya pelestarian pengetahuan lokal obat tradisional sedini mungkin.

Akhir-akhir ini penelitian tentang jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi dan diduga berpotensi sebagai obat gencar dilakukan. Sebagai langkah awal yang sangat membantu untuk mengetahui suatu tumbuhan berkhasiat obat adalah dari pengetahuan masyarakat tradisional secara turun menurun. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan etnofarmasi.

Salah satu suku yang masih teguh melaksanakan adat-istiadat adalah Suku Tengger yang tinggal di wilayah 4 kabupaten yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.

Seperti pada kebanyakan suku-suku yang ada di Indonesia, pengetahuan lokal terutama obat tradisional Suku Tengger belum terdokumentasi dengan baik. Padahal, proses pewarisan pengetahuan lokal terutama melalui mulut serta masuknya budaya modern dapat menyebabkan pengetahuan tersebut dapat tererosi dan hilang apalagi Suku Tengger hidup ditengah masyarakat yang berkembang. Di Kabupaten Malang yang masih masuk dalam Desa Tengger hanya Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo. Untuk itu perlu dilakukan studi etnofaramasi pada desa tersebut untuk melestarikan pengetahuan tentang obat tradisional dan sebagai dasar untuk pengembangan obat baru.

Dari penelitian Etnofarmasi Suku Tengger Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang didapatkan data sebagai berikut :
1. Terinventarisasi 28 jenis penyakit pada Suku Tengger Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.
2. Terinventarisasi 44 tumbuhan, 3 bahan yang berasal dari hewan, dan 3 bahan mineral yang digunakan sebagai obat tradisional pada Suku Tengger Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.
3. Terinventarisasi 77 resep tradisional pada Suku Tengger Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang.
4. Bahan-bahan tersebut penggunaannya ada yang dipakai tunggal maupun dibuat ramuan dalam mengobati penyakit dan dilakukan sendiri terutama pada penyakit yang sifatnya ringan, namun ada juga yang dilakukan oleh orang lain.

Salah  satu tumbuhan di daerah Tengger : Sri Pandak


5. Didapatkan 10 tumbuhan yang dianggap paling penting untuk dilakukan penelitian yang lebih mendalam pada Suku Tengger Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang sebagai obat tradisional dilihat dari nilai Use Value dan nilai Informant Concencus Factor.




diteliti oleh mahasiswa Universitas Jember : Rizki Putra Teguh P. S. Farm.

Lestarilah Alam Q.......

0 komentar:

Posting Komentar