Omzet Industri Farmasi Tumbuh 12% ~ Go Green Go Etnopharmacy

Laman

Jumat, 09 September 2011

Omzet Industri Farmasi Tumbuh 12%

Jakarta: Omzet industri farmasi diperkirakan tembus Rp41,99 triliun pada tahun ini atau naik 12% dibandingkan dengan pencapaian 2010 sebesar Rp37,53% triliun, didorong oleh peningkatan konsumsi obat generik.



Berdasarkan informasi yang dirangkum Business Monitoring International (BMI), pasar farmasi nasional relative masih kecil dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Pasifik. Namun, BMI meyakini beberapa faktor seperti pertumbuhan pasar tahunan, yang dikombinasikan dengan peningkatan jumlah penduduk serta stabilitas politik dan ekonomi akan memberikan penerimaan operasi yang substansial bagi perusahaan farmasi di Indonesia. “Ini yang menjadikan perusahaan multinasional tertarik untuk berinvestasi di Indonesia,” tulis laporan BMI yang diperoleh Bisnis kemarin.

BMI memproyeksikan omzet industri farmasi nasional tahun ini mencapai Rp41,99 triliun pada 2011, meningkat 11,9% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu Rp37,35 triliun. “Farmasi akan menghasilkan omzet Rp41,99 triliun atau naik 11,9% dibandingkan dengan tahun lalu. Ada sedikit perubahan berdasarkan hasil omzet farmasi pada kuartal II/2011”. Ketua International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Indonesia Lutfi Mardiansyah mengatakan omzet farmasi nasional selama semester I memang tumbuh sekitar 11% dan diperkirakan tren akan berlanjut hingga akhir tahun.

Menurut dia, berdasarkan jenisnya, penjualan obat resep mengalami peningkatan lebih signifikan dibandingkan dengan obat bebas. Komposisi obat yang beredar dipasaran nasional saat ini cenderung berimbang antar obat bebas dan obat resep. “Pertumbuhan konsumsi obat resep (ethical) lebih tinggi, di atas 11%, dibandingkan dengan obat bebas yang tumbuh lebih rendah,” ujarnya. Obat bebas, lanjut Lutfi, sangat dipengaruhi oleh daya beli masyarakat dan tingkat kepedulian terhadap obat bebas, yang antara lain bisa diperoleh dari iklan.

Dia mengatakan pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan domestik bruto dan kecenderungan masyarakat untuk berbelanja obat, baik melalui resep dokter maupun pengobatan mandiri, menjadi faktor utama peningkatan konsumsi obat. “Kalau melihat total industri, sebenarnya pertumbuhan omzet ini juga menunjukkan meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya obat yang lebih tinggi.”

Berdasarkan struktur industrinya, Lutfi mengatakan pertumbuhan lebih tinggi akan dialami oleh perusahaan farmasi nasional dibandingkan dengan perusahaan multinasional. Dia mengatakan pertumbuhan omzet perusahaan farmasi nasional mencapai 11% selama semester I/2011, sementara perusahaan farmasi multinasional hanya tumbuh 9% pada saar yang sama. “Padahal, melihat strukturnya, pasar farmasi nasional itu sudah 70% dikuasai oleh perusahaan lokal, sedangkan sisanya perusahaan multinasional. Tingkat pertumbuhan perusahaan farmasi nasional ternyata juga tumbuh lebih tinggi, yaitu di atas 11% pada semester I,” ungkapnya.

Lutfi mengatakan tingginya pertumbuhan omzet perusahaan farmasi nasional karena ditopang oleh penjualan obat generik yang menunjukkan tren semakin meningkat. “Mereka kan 100% memproduksi dan memasarkan produk obat generik bermerek. Tren penggunaan obat generik di masyarakat belakangan menguat sehingga sangat wajar jika perusahaan farmasi nasional menikmati pertumbuhan tinggi itu. Tren ke depan sampai akhir tahun rasanya tidak akan mengalami banyak perubahan.”

Dalam laporan tersebut, BMI juga mengungkapkan belanja masyarakat untuk perawatan kesehatan menyeluruh di Indonesia mencapai Rp152,95 triliun atau naik 14,7% dibandingkan dengan 2010 sekitar 133,37 triliun, Adapun omzet untuk perangkat kesehatan selama 2011 diperkirakan Rp3,08 triliun atau naik 11,7% dibandingkan dengan realisasi 2010 yang mencapai Rp2,76 triliun.

Sumber: Bisnis Indonesia   (http://www.ptphapros.co.id)

0 komentar:

Posting Komentar