Dari penelitian Etnofarmasi ini didapatkan bahwa pengetahuan atau penggunaan obat tradisional pada Suku Tengger Kecamatan Sukapura yang terdiri dari 5 desa yaitu Desa Ngadirejo, Desa Ngadas, Desa Jetak,Desa Wonotoro, dan Desa Ngadisari telah terinventarisir 29 jenis penyakit dengan 60 resep tradisional serta terdapat 47 tumbuhan, 3 jenis hewan dan 5 bahan mineral alam yang digunakan sebagai pengobatan di Suku Tengger. Jenis-jenis penyakit yang diobati pada Suku Tengger adalah penyakit ringan yang sering terjangkit di kawasan tersebut.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan obat oleh Suku Tengger sebagian besar sudah diteliti dan mempunyai khasiat obat, sehingga memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi bahan baku industri obat tradisional. Antara lain Adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan Pisang (Musa paradisiacal L.) mempunyai persentase pengetahuan dan penggunaan yang paling tinggi (lebih dari 50%), bawang merah (Allium ascolanicum L.), dringu ( Acorus calamus L.) , ganjan ( Tagetes signata Bartl.), grunggung (Pothentilla argunta Pursh), jambu biji (Psidium guajava L.), Jambu wer (Pimento dionica L.), Kunyit(Curcuma domestica Valeton), Tepung otot (belum teridentifikasi) mempunyai persentase pengetahuan atau penggunaan yang relatif sedang (berkisar antara 20%-50%). Sedangkan sisa tumbuhan yang lain mempunyai persentase sampai 20%.
Bahan obat yang berasal dari hewan dan bahan mineral yang diketahui atau digunakan oleh Suku Tengger mempunyai persentase sampai 20%. Semakin tinggi persentase penggunaan atau pengetahuan semakin tinggi tingkat kepercayaan bahwa tumbuhan, hewan atau bahan mineral alam dapat memberikan pengobatan.
Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam sistem pengobatan pada umumnya adalah tumbuhan yang tumbuh di pekarangan dan dikembangkan dengan teknik budidaya sederhana (asal tanam), sedangkan bahan obat hewan dan bahan mineral alam didapatkan Suku Tengger jika memerlukan dan didapatkan disekitar kawasan Tengger. Selain itu, ada beberapa jenis tumbuhan, hewan dan bahan mineral yang diambil langsung dari hutan sekitar wilayah Tengger.
Obat tradisional yang ada, digunakan oleh Suku Tengger secara turun temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi seiring dengan pewarisan budaya SukuTenger. Namun, pola pewarisan tersebut sangat terbatas dikalangan usia rata-rata diatas 45 tahun keatas. Hal ini terbukti dari responden penelitian yang memberikan informasi dari hasil metode pengambilan sample hanya dikalangan umur 45 tahun keatas. Dikhawatirkan ada kecenderungan terjadinya pengikisan pengetahuan pengobatan tradisional pada Suku Tengger. Sehingga perlu adanya inventarisasi tumbuhan dan tanaman obat tradisonal.yang digunakan oleh suku Tengger.
Salah satunya melalui penelitian ini…….
Diteliti oleh mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Jember : Yaya Sulthon Aziz S.Farm., Apt.
Law mau lihat literatur aslinya klik disini.
Lestarilah Alam Q........
Bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan obat oleh Suku Tengger sebagian besar sudah diteliti dan mempunyai khasiat obat, sehingga memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi bahan baku industri obat tradisional. Antara lain Adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan Pisang (Musa paradisiacal L.) mempunyai persentase pengetahuan dan penggunaan yang paling tinggi (lebih dari 50%), bawang merah (Allium ascolanicum L.), dringu ( Acorus calamus L.) , ganjan ( Tagetes signata Bartl.), grunggung (Pothentilla argunta Pursh), jambu biji (Psidium guajava L.), Jambu wer (Pimento dionica L.), Kunyit(Curcuma domestica Valeton), Tepung otot (belum teridentifikasi) mempunyai persentase pengetahuan atau penggunaan yang relatif sedang (berkisar antara 20%-50%). Sedangkan sisa tumbuhan yang lain mempunyai persentase sampai 20%.
Bahan obat yang berasal dari hewan dan bahan mineral yang diketahui atau digunakan oleh Suku Tengger mempunyai persentase sampai 20%. Semakin tinggi persentase penggunaan atau pengetahuan semakin tinggi tingkat kepercayaan bahwa tumbuhan, hewan atau bahan mineral alam dapat memberikan pengobatan.
Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam sistem pengobatan pada umumnya adalah tumbuhan yang tumbuh di pekarangan dan dikembangkan dengan teknik budidaya sederhana (asal tanam), sedangkan bahan obat hewan dan bahan mineral alam didapatkan Suku Tengger jika memerlukan dan didapatkan disekitar kawasan Tengger. Selain itu, ada beberapa jenis tumbuhan, hewan dan bahan mineral yang diambil langsung dari hutan sekitar wilayah Tengger.
Obat tradisional yang ada, digunakan oleh Suku Tengger secara turun temurun dan diwariskan dari generasi ke generasi seiring dengan pewarisan budaya SukuTenger. Namun, pola pewarisan tersebut sangat terbatas dikalangan usia rata-rata diatas 45 tahun keatas. Hal ini terbukti dari responden penelitian yang memberikan informasi dari hasil metode pengambilan sample hanya dikalangan umur 45 tahun keatas. Dikhawatirkan ada kecenderungan terjadinya pengikisan pengetahuan pengobatan tradisional pada Suku Tengger. Sehingga perlu adanya inventarisasi tumbuhan dan tanaman obat tradisonal.yang digunakan oleh suku Tengger.
Salah satunya melalui penelitian ini…….
Diteliti oleh mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Jember : Yaya Sulthon Aziz S.Farm., Apt.
Law mau lihat literatur aslinya klik disini.
Lestarilah Alam Q........