Seratus tahun yang lalu Indonesia masih memiliki hutan melimpah, pohon-pohonnya masih menutupi 80-90% dari luas lahan total. Tutupan hutan total pada waktu itu diperkirakan sekitar 170 juta ha. Setiap tahun hutan diyakini mengalami degradai akibat kegiatan manusia. Indonesia kehilangan sekitar 17% hutannya pada periode 1985-1997. Rata-rata negara kehilangan sekitar 1 juta ha hutan setiap tahun pada tahun 1930-an, dan sekitar 1,7 juta ha per tahun pada tahun 1990-an.
Sejak tahun 1996, deforestasi tampaknya malah meningkat lagi sampai sekitar 2 juta ha pertahun (Holmes, 2000).
Menurut data Departemen Kehutanan penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan (Badan Planologi Dephut, 2003).
Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit Departemen Kehutanan, kawasan hutan Indonesia yang mencapai 93,92 juta hektar pada 2005 itu dapat dirinci pemanfaatannya sebagai berikut:
1. Hutan tetap : 88,27 juta ha
2. Hutan konservasi : 15,37 juta ha
3. Hutan lindung : 22,10 juta ha
4. Hutan produksi terbatas : 18,18 juta ha
5. Hutan produksi tetap : 20,62 juta ha
6. Hutan produksi yang dapat dikonversi : 10,69 juta ha.
7. Areal Penggunaan Lain (non-kawasan hutan) : 7,96 juta ha.
Lahan hutan terluas ada di Papua (32,36 juta ha), diikuti berturut-turut oleh Kalimantan (28,23 juta ha), Sumatera (14,65 juta ha), Sulawesi (8,87 juta ha), Maluku dan Maluku Utara (4,02 juta ha), Jawa (3,09 juta ha), serta Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta ha) (Dephut, 2005).
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) pada tahun 2007 melakukan interpretasi citra Landsat7 ETM+, dengan menggunakan data pemotretan citra satelit tahun 2004 – 2006 yang digeneralisasi menjadi data tahun 2005, menunjukan bahwa tutupan hutan pada seluruh region di Indonesia berkurang menjadi sekitar 83 juta hektar. Walaupun dengan catatan, masih ada sekitar 33 juta hektar yang belum dapat diidentifikasi sebagai hutan maupun non hutan karena areanya tertutup oleh awan.
Kondisi tutupan hutan di pulau Kalimantan dan Papua memiliki kecenderungan menurun dari tahun ke tahun, sedangkan di region lainnya tutupan hutan mengalami penurunan maupun peningkatan luas. Walaupun demikian ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penghitungan di atas, seperti besar-kecilnya data yang tidak dapat diolah karena tertutup awan serta perbedaan metode yang digunakan dalam melakukan analisis. Sejauh ini, data hasil interpretasi citra satelit tahun 2003 masih menjadi acuan penghitungan tutupan hutan dan menjadi sumber data resmi yang digunakan di Departemen Kehutanan. Hal ini tidak terlepas dari proses pembaruan data yang dilakukan, yaitu pada setiap tiga tahun sekali. Dengan kondisi data seperti ini maka tingkat akurasian data akan menjadi sebuah pertanyaan, apalagi dengan metode penghitungan yang menggunakan peta skala tinjau (1:250.000) dan menggunakan 23 jenis klasifikasi tutupan hutan dan penggunaan lahan.
Sumber data yang beragam serta perbedaan metode dan klasifikasi, akan menyulitkan penghitungan laju perubahan tutupan hutan setiap tahunnya. Sebagai contoh, analisis FAO (Food and Agricultural Organisation) mengatakan tutupan hutan Indonesia pada tahun 2005 hanya sekitar 88,5 juta hektar atau sekitar 48,8% dari total luas lahan dan 46,5% dari total luas wilayah. fwi.or.id.
Sejak tahun 1996, deforestasi tampaknya malah meningkat lagi sampai sekitar 2 juta ha pertahun (Holmes, 2000).
Menurut data Departemen Kehutanan penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat 1,6 juta hektar per tahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Ini menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan (Badan Planologi Dephut, 2003).
Berdasarkan hasil penafsiran citra satelit Departemen Kehutanan, kawasan hutan Indonesia yang mencapai 93,92 juta hektar pada 2005 itu dapat dirinci pemanfaatannya sebagai berikut:
1. Hutan tetap : 88,27 juta ha
2. Hutan konservasi : 15,37 juta ha
3. Hutan lindung : 22,10 juta ha
4. Hutan produksi terbatas : 18,18 juta ha
5. Hutan produksi tetap : 20,62 juta ha
6. Hutan produksi yang dapat dikonversi : 10,69 juta ha.
7. Areal Penggunaan Lain (non-kawasan hutan) : 7,96 juta ha.
Lahan hutan terluas ada di Papua (32,36 juta ha), diikuti berturut-turut oleh Kalimantan (28,23 juta ha), Sumatera (14,65 juta ha), Sulawesi (8,87 juta ha), Maluku dan Maluku Utara (4,02 juta ha), Jawa (3,09 juta ha), serta Bali dan Nusa Tenggara (2,7 juta ha) (Dephut, 2005).
Kondisi tutupan hutan di pulau Kalimantan dan Papua memiliki kecenderungan menurun dari tahun ke tahun, sedangkan di region lainnya tutupan hutan mengalami penurunan maupun peningkatan luas. Walaupun demikian ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penghitungan di atas, seperti besar-kecilnya data yang tidak dapat diolah karena tertutup awan serta perbedaan metode yang digunakan dalam melakukan analisis. Sejauh ini, data hasil interpretasi citra satelit tahun 2003 masih menjadi acuan penghitungan tutupan hutan dan menjadi sumber data resmi yang digunakan di Departemen Kehutanan. Hal ini tidak terlepas dari proses pembaruan data yang dilakukan, yaitu pada setiap tiga tahun sekali. Dengan kondisi data seperti ini maka tingkat akurasian data akan menjadi sebuah pertanyaan, apalagi dengan metode penghitungan yang menggunakan peta skala tinjau (1:250.000) dan menggunakan 23 jenis klasifikasi tutupan hutan dan penggunaan lahan.
Sumber data yang beragam serta perbedaan metode dan klasifikasi, akan menyulitkan penghitungan laju perubahan tutupan hutan setiap tahunnya. Sebagai contoh, analisis FAO (Food and Agricultural Organisation) mengatakan tutupan hutan Indonesia pada tahun 2005 hanya sekitar 88,5 juta hektar atau sekitar 48,8% dari total luas lahan dan 46,5% dari total luas wilayah. fwi.or.id.
Luas tutupan hutan yang sebenarnya saat ini, tidak satupun lembaga yang dapat menyatakannya secara tepat, konkrit, dapat dipercaya, dan tentu saja harus dinyatakan dengan metode pengukuran yang jelas.................Walaupun demikian kita dapat mengetahui bahwa setiap tahun hutan tropis Indonesia mengalami deforestasi yang semakin meningkat.
Apakah Waktu yang akan menjawab lenyapnya hutan kita????......
2 komentar:
Salam Sukses....
Sekedar informasi untuk sahabat blogger smuanya,
Ikuti kontes Review untuk mendukung penghijauan bumi.
Berhadiah JUTAAN rupiah.
Kontes ini bukan kontes SEO murni jadi dapat diikuti oleh siapapun....
Info Selengkapnya:
www.MitraBibit.com
Jual obat alat dewasa.
Telp : 082111347444 – Sms : 087833500056
BBM : 3277C220
Kelik aja kata gori di bawah ini.
Superkuat.com
⇛ Obat Kuat Sex
⇛ Alat Bantu Pria
⇛ Alat Bantu Wanita
⇛ Pembesar Payudara
⇛ Aneka Kondom
⇛ Obat Kuat
⇛ Obat Pembesar Penis
⇛ Obat Kuat Oles
⇛ Obat Perangsang Wanita
⇛ Obat Pelangsing Badan
⇛ Obat Peninggi Badan
⇛ Obat Penggemuk Badan
Kelik aja kata gori di bawah ini.
Obatalatdewasa.com
⇛ Obat Kuat Pembesar Penis
⇛ Alat Bantu Sex Pria
⇛ Alat Bantu Sex Wanita
⇛ Alat Pembesar Penis
⇛ Kondom Dan Ring Silikon
⇛ Minyak Pembesar Penis
⇛ Obat Kuat Oles
⇛ Obat Kuat Pria
⇛ Obat Pembesar Penis
⇛ Pelangsing Badan
⇛ Pelicin Vagina
⇛ Pembesar Payudara
⇛ Penyubur Sperma
⇛ Perapat Vagina
Pemesan hubungi
Hp;
Pon / sms ; 082111347444 – 087833500056
Pin; 3277C22O
KUJUNGI WEP KAMI;
www.Superkuat.com
www.Obatalatdewasa.com
www.Vimaxcapsulecanada.com
www.Agenvimaxpembesarpenis.zz.mu
www.alatpenis.com
www.nesa3.blogspot.com
www.pembesaralatkelaminpria.blogspot.com
www.pembesaralatkelamin.bloogspot.com
Posting Komentar